BLOGGER TEMPLATES AND Formspring Backgrounds »

Jumat, 28 Oktober 2011

analisis jurnal bab 3 ( metodelogi Penelitian )

Analisis jurnal Bab 3 ( Metode Penelitian )

Tema                     : Kenaikan Tarif Tol
Judul                :  Pendapat Masyarakat Akan Kenaikan Tarif Tol
pengarang        :  Dewi Listianingsih
Mk                  :  Metode Riset

BAB III

III.  Metodelogi  Penelitian

3.1 Data

Penelitian ini mengambil periode analisis dari tahun 2006-2010. Pengambilan sampel ini dilakukan secara 
acak

3.2  Eksplorasi Data

Sampel dan Populasi
Dari penelitian yang saya teliti mengenai pengguna jalan tol .Saya akan memberikan informasi volume kendaraan dari tahun 2006-2010 yang saya dapatkan .Disini saya akan mengambil sampel antara lain : jalan tol Jagorawi, jalan tol Jakarta Cikampek, jalan tol Jakarta Tanggerang dan jalan tol Palikanci.

Jagorawi

Jagorawi (Jakarta Bogor Ciawi), Merupakan Jalan Tol pertama yang dioperasikan oleh Jasa Marga pada tahun 1978. Jalan Tol dengan total 59 km ini, menghubungkan antara Jakarta, Cibubur, Citeureup, Bogor, serta Ciawi. Pengoperasian Jagorawi menjadi tonggak sejarah kelahiran PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai perusahaan pengembang dan operator jalan tol di Indonesia.
Saat ini Jalan Tol Jagorawi tersambung dengan berbagai ruas jalan tol lain, yaitu; Jalan Tol Dalam Kota, Jalan tol Lingkar Luar Jakarta, dan Bogor Ring Road. Jagorawi menjadi masterpiece dikarenakan struktur konstruksi yang masih prima serta dan penataan landscape yang hijau yang memberikan suasana segar bagi pengguna jalan tol.Kini Jalan Tol Jagorawi terus mengalami perubahan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan, diantaranya; pelebaran jalan tol, pemindahan Gerbang Tol ke Cimanggis, hingga Penambahan Sarana Tempat Istirahat.

Pertumbuhan volume lalu lintas 
2006 - 2010 Tol Jagorawi rata-rata per hari/kendaraan 












Dari Data diatas kita dapat melihat pertumbuhan  volume rata-rata lalu lintas jalan tol Jagorawi.Disini kita 
dapat melihat volume kendaraan yang banyak pada tahun 2010 yaitu sebesar 343.073 per hari/kendraaan.

Jakarta-Cikampek

Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan total panjang 83 km mulai dioperasikan oleh Jasa Marga semenjak tahun 1988. Jalan Tol yang mnghubungkan Kota Jakarta dengan Cikampek, menjadi salah satu infrastruktur penting Nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang penting menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura). Kini Jakarta-Cikampek berkembang diantaranya mayoritas memiliki 4 lajur untuk 2 Jalur, ditambah 10 interchange (simpang susun) 27 pelintasan kendaraan, 16 jembatan penyeberangan, dan 18 gerbang tol.

Jalan tol yang dikelola cabang Jakarta - Cikampek ini akan menjadi ruas yang terpadat dari jaringan jalan tol Trans Jawa. Jalan tol ini terhubung dan terintgrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Selain itu, ruas ini memiliki 
tempat istirahat (rest area) yang terbanyak dan paling modern di antara ruas jalan tol lainnya.

Pertumbuhan volume lalu lintas 
2006 - 2010 Jalan Tol Jakarta-Cikampek
rata-rata per hari/kendaraan

















Dari Data diatas kita dapat melihat pertumbuhan  volume rata-rata lalu lintas jalan tol Jakarta-Cikampek .Disini kita dapat melihat volume kendaraan yang banyak pada tahun 2010 yaitu sebesar 363.295 per hari/kendraaan.

Jakarta- Tanggerang

Jakarta Tangerang Jalan tol yang dioperasikan oleh Cabang Jakarta - Tangerang ini mulai beroperasi pada 1984 dan memiliki panjang 33 kilometer. Jalan Tol ini menghubungkan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Dengan Jalan Tol Tangerang-Merak yang dioperasikan oleh PT Marga Mandala Sakti.
Jalan Tol ini juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembangunan di wilayah Tangerang, yang merupakan wilayah satelit dari Jakarta. Jalan tol ini membantu mengembangkan daerah pemukiman serta wilayah industri, selain tetap menjadi jalur nadi antara jalur Sumatera dan Jawa. Saat ini Jalan Tol Jakarta Tangerang telah terhubung dengan JORR W1 yang menuju ke Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo.

Pertumbuhan volume lalu lintas 
2007 - 2010 Tol Jakarta - Tangerang 
rata-rata per hari/kendaraan
















Dari Data diatas kita dapat melihat pertumbuhan  volume rata-rata lalu lintas jalan tol Jakarta-Tangerang .Disini kita dapat melihat volume kendaraan yang banyak pada tahun 2009 yaitu sebesar 326.385 per 
hari/kendraaan,dan pada tahun 2010 sebanyak 249.425 per hari/kendaraan

Palikanci


Jalan tol Palimanan–Kanci (Palikanci) mulai beroperasi sejak tahun 1997. Jalan tol ini membentang sepanjang 26,3 kilometer dan memiliki 2x2 lajur. Saat ini Jalan tol Palikanci tidak hanya menghubungkan Palimanan dengan Kanci, namun tol tersambung langsung dengan Jalan Tol Kanci-Pejagan yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Selan menjadi bagian dari Trans Jawa, Jalan Tol Palikanci juga menjadi urat nadi bagi transportasi jalur Pantura, khususnya di wilayah Cirebon, karena dengan adanya tol ini kendaraan tidak perlu 
melalui Kota Cirebon dan dapat menghemat waktu serta biaya operasional kendaraan.

Pertumbuhan volume lalu lintas 
2007 - 2010 Tol Palikanci
rata-rata per hari/kendaraan













Dari Data diatas kita dapat melihat pertumbuhan  volume rata-rata lalu lintas jalan tol Palikanci Disini kita 
dapat melihat volume kendaraan yang banyak pada tahun 2010 yaitu sebesar 42.290 per hari/kendraaan .

Dari sampel yang saya ambil, ternyata volume rata-rata kendaraan/per hari yang melintasi tol Jagorawi pada tahun 2010 yaitu sebesar 343.073 per hari/kendraaan,
Jakarta-Cikampek, pada tahun 2010 yaitu sebesar 363.295 per hari/kendraaan,
Jakarta-Tanggerang pada tahun 2009 yaitu sebesar 326.385 per hari/kendraaan,dan pada tahun sebanyak 249.425 per hari/kendaraan,
Palikanci pada tahun 2010 yaitu sebesar 42.290 per hari/kendraaan .

Jadi kita dapat menyimpulkan pada tahun 2010 jalan tol mana yang banyak di lalui per harinya yaitu Jalan tol Jakarta-Cikampek sebesar 363.295 per hari/kendraaan.

3.3 Variabel dan Indikator

  • Jagorawi
Layanan Lalu Lintas, Keamanan , Kenyamanan

Pelayanan lalu lintas merupakan kegiatan pelayannan yang diberikan kepada pengguna jalan tol selama melakukan perjalanan di sepanjang jalan tol. Tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan kondisi lalu lintas jalan tol yang aman, lancar dan nyaman.
Pelayanan Lalu lintas di Jalan Tol Jagorawii dilakukan melalui pemantauan selama 24 jam, baik itu melalui cctv maupun melalui kendaraan Layanan Jalan Tol dan Patroli Kepolisian (PJR).
Saat ini armada layanan lalu lintas Jagorawi diperkuat oleh


Layanan jln. tol
Ambulance
Derek
Rescue
Patroli Kepolisinan
5 unit
2 unit
12 unit
1 unit
5 unit

Selain armada layanan lalu lintas ini, para pengguna jalan tol juga dapat mendapat infromasi lalu lintas melalui Variable Message Sign (VMS) di beberapa titik Jalan Tol Jagorawi, atau menghubungi ke 8088 0123.

·         Jakarta – Cikampek

Layanan Lalu Lintas, Keamanan , Kenyamanan

Pelayanan lalu lintas merupakan kegiatan pelayannan yang diberikan kepada pengguna jalan tol selama melakukan perjalanan di sepanjang jalan tol. Tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan kondisi lalu lintas jalan tol yang aman, lancar dan nyaman.
Pelayanan Lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dilakukan melalui pemantauan selama 24 jam, baik itu melalui cctv maupun melalui kendaraan Layanan Jalan Tol dan Patroli Kepolisian ( PJR )
Saat ini armada layanan lalu lintas Jakarta-Cikampek diperkuat oleh

Layanan jln. tol
Ambulance
Derek
Rescue
Patroli Kepolisinan
8 unit
3 unit
15 unit
2 unit
12 unit

Selain armada layanan lalu lintas ini, para pengguna jalan tol juga dapat mendapat infromasi lalu lintas melalui Variable Message Sign (VMS) di beberapa titik Jalan Tol Jakarta-Cikampek, atau menghubungi ke 8088 0123

  • Jakarta-Tanggerang
Layanan Lalu Lintas, Keamanan , Kenyamanan

Pelayanan Lalu lintas di Jalan Tol Jakarta - Tangerang dilakukan melalui pemantauan selama 24 jam, baik itu melalui cctv maupun melalui kendaraan Layanan Jalan Tol dan Patroli Kepolisian (PJR).
Saat ini armada layanan lalu lintas Jakarta - Tangerang diperkuat oleh

Layanan jln. tol
Ambulance
Derek
Rescue
Patroli Kepolisinan
3 unit
1 unit
8 unit
1 unit
4 unit

Selain armada layanan lalu lintas ini, para pengguna jalan tol juga dapat mendapat infromasi lalu lintas melalui Variable Message Sign (VMS) di beberapa titik Jalan Tol Jakarta-Tengerang, atau menghubungi nomor telepon 8088 0123

Armada Ulujami-Pondok Aren

Layanan jln. tol
Ambulance
Derek
Rescue
Patroli Kepolisinan
2 unit
1 unit
2 unit
1 unit
4 unit


·         Palikanci

Layanan Lalu Lintas, Keamanan , Kenyamanan

Pelayanan lalu lintas merupakan kegiatan pelayannan yang diberikan kepada pengguna jalan tol selama melakukan perjalanan di sepanjang jalan tol. Tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan kondisi lalu lintas jalan tol yang aman, lancar dan nyaman.
Pelayanan Lalu lintas di Jalan Tol Palikanci dilakukan melalui pemantauan selama 24 jam, baik itu melalui cctv maupun melalui kendaraan Layanan Jalan Tol dan Patroli Kepolisian (PJR).
Saat ini armada layanan lalu lintas Palikanci diperkuat oleh

Layanan jln. tol
Ambulance
Derek
Rescue
Patroli Kepolisinan
3 unit
2  unit
3 unit
1 unit
2 unit

Selain armada layanan lalu lintas ini, para pengguna jalan tol juga dapat mendapat infromasi lalu lintas melalui Variable Message Sign (VMS) di beberapa titik Jalan Tol Palikanci, atau menghubungi nomor telepon 8088 0123.

Source 



Dewi Listianingsih / 15209885 ( 3ea11 )
Tugas ini untuk pak prihantoro



Minggu, 23 Oktober 2011

analisis jurnal Bab 2 (landasan Teori)

Judul :Pendapat Masyarakat Akan Kenaikan Tarif Tol
pengarang : Dewi Listianingsih
Mk : Metode Riset
BAB II
II.                  Landasan Teori

2.1 Teori Dasar

Teori Kepuasan Konsumen

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya. 

Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 : 
1.       Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu fasilitas . Misal : karena menggunakan jalan tol kita dapat menempuh perjalanan lebih cepat .

2.       Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah jalan tol  .

Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :
a. Sistem keluhan dan saran
b. Survei kepuasan konsumen
c. Ghost Shopping
d. Analisis kehilangan konsumen.

2.2 Tinjauan Riset Terdahulu

Dari riset terdahulu saya memiliki pendapat dari pengguna jalan tol,antara lain :
Tri WiwinSelasa (4/10), seorang karyawan di salah satu bank swasta di Kebun Jeruk, Jakarta menolak kenaikan tarif tol tersebut. Kendati kenaikan hanya sebesar Rp500, ia menegaskan bahwa hal itu tidak sesuai dengan layanan yang dinikmatinya di jalan tol.

Adikara( 3/10), Menurut dia, kenaikan tarif tidak diimbangi dengan pelayanan di jalan tol yang bagus. "Jalan tol tetap saja macet,"

Berbeda dengan Aryo (3/10) yang mengaku tak keberatan jika tarif tol naik. Asalkan, dia memberi syarat, pelayanan ikut membaik. Ada pelebaran jalan. "Terutama jalannya diperbaiki. Masih ada yang bergelombang, seperti di tol lingkar luar Serpong”.

Irma Anita (26), pegawai bank di Serpong, juga harus menyiap-kan dana ekstra sebesar Rp 4.500 untuk membayar Tol Pondok Aren Serpong, sedangkan sebelum kenaikan hanya Rp 4.000. "Sebenarnya nggak terlalu memberatkan, tapi karena bawa mobil sendiri mungkin akan terasa kenaikannya saat diakumulasi nanti," ucap Irma.

Warga yang lain, Joni Amar, mengaku tidak kaget lagi dengan keputusan pemerintah menaikkan tarif tol. "Tarif naik terus. Kita sudah biasa jadi korban pemerintah," ucapnya kesal.
Kuncoro Jati (28), seorang PNS di lingkungan Pemkot Bekasi, menganggap wajar kenaikan tarif tol. Asalkan, kata dia, kenaikan itu diimbangi dengan kenyamanan dan keamanan.

Dari beberapa pendapat masyarakat kenaikan tarif tol sedikit tidak keberatan asalakan konsumen mendapakan fasilitas yang layak .

2.3 Pengembangan Hipotesis
Kesimpulan Sementara
Beberapa warga yang menggunakan ruas jalan tol beranggapan bahwa kenaikan tarif tol yang berlaku sekarang belum sesuai sama apa yang dinikmati oleh pengguna jalan tol sebagian besar.Kendati masih banyak jalan yang rusak ( bergelombang ) , kurangnya penerangan jalan , kemacetan yang terjadi sampai penanganan kurang cepat jika kecelakaan lalu lintas dijalan tol .

Hipotesis
Pada  mulai Jumat , 7 Oktober 2011 pukul 00:00 WIB dini hari. Kenaikan yang berkisar antara 5,9 sampai 25 persen.kenaikan tarif  tol yang diberlakukan sekarang,tak ubahnya banyak protes dan pendapat warga yang menggunakan ruas jalan tol bersamaan dengan tarif yang baru.dri penelitian sebelumnya saya mengambil salah satu pendapat warga yang mengalami kenaikan tarif tol . salah satu perwakilan Tri Wiwin,dia menyatakan kenaikan tarif tol yang berlaku sekarang tidak sesuai dengan layanan yang dinikmati dijalan tol,tri wiwin menyatakan bahwa kenaikan tariff yang sekarang ini tidak sesuai dengan apa yang konsumen dapakan .Bukitnya pengguna ruas jalan tol menambahkan biaya mereka untuk lewat tetapi masih ada beberapa fasilitas yang kurang membuat mereka nyaman melalui jalan tol ,salah satunya masih saja ada jalan yang rusak ( bergelombang),kurangnya cepat penangaan bila terjadi kecelakaan , kemacetan yang kerap terjadi .Seharunya walaupun kenaikan tarif tol yang berlaku setia 2 tahun sekali diimbangi dengan penambahan atau perbaikan fasilitas yang menguntungkan konsumen  sehinga merasa nyaman dan tidak kecewa,sehingga mereka tidak merasakan terbebani dengan naiknya tarif  tol.Dan bagi pengelola jalan tol jangan hanya memperdulikan tentang hasil tarif tetapi juga memperdulikan kenyamaan dan kepuasan konsumen. 

Dewi listianingsih / 15209885
3EA11
tugas ini untuk pak prihantoro

Senin, 10 Oktober 2011

Tugas softskill Perilaku konsumen bab 3


BAB III
I.                   PENDAHULUAN
Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
1.1  Pengertian Model Pegambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1)        Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
2)        Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
3)        Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4)       Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja. Klasifikasi model dapat dilakukan berdasarkan sebagai berikut:
1.      Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.
2.      Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya.
3.      Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4.      Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5.      Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya.
6.      Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu digunakan; lain-lain.
7.      Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
8.      Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.
      Quade membedakan model ke dalam dua tipe, yakni model kuantitatif dan model kualitatif.
1.      Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2.      Model kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah seperti itu (yang hasilnya kurang diketahui dengan pasti).

1.      Model Probabilitas
Model probabilitas, umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected value).
         Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring). Misalnya kartu bridge terdiri atas 52 buah kartu; berarti tiap-tiap kartu hanya memiliki kemungkinan 1/52. Kartu heart 1 (jantung merah 1) hanya memiliki kemungkinan 1/52. Begitu pula halnya dengan dadu berisi 6, masing-masing sisi hanya memiliki kesempatan atau kemungkinan 1/6 untuk menang.
         Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sampel dari populasi tersebut. Sampel itu sendiri merupakan sebagian yang dianggap mewakili keseluruhan (populasi).
         Kemungkinan yang dimiliki oleh setiap kartu bridge adalah 1/52 dan dadu adalah 1/6 itu merupakan sebagian dari seluruh kemungkinan masing-masing (untuk kartu adalah 52 dan untuk dadu adalah 6).

1.2 Tipe Proses Pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.Keputusan pembelian (purchase decision).Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.      Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah, alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.      Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.      Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.      Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.      Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
5.      Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

1.4 Pembelian
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)

2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.

4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.

5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.

6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).

1.5. diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.      untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.      perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
3.      pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.      Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.      Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen
3.      Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. tersebut. 
  
II. PEMBAHASAN
CONTOH KASUS : MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang (tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika informasi tentang jumlah data.

Adopsi Konsep Peluang
Konsep peluang yang sudah didefinisikan sebelumnya dapat diadopsikan untuk data persoalan tersebut diatas . Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan jumlah strwabary dalam satuan keranjang pada hari tersebut ,dimisalkan dengan X ,maka berdasarkan data diatas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil nilai 10,11,12, dan 13.dan distribusi peluang X ( jumlah keranjang strawbary ) dapat dinyatakan sebagai berikut :

Jumlah Strawbary terjual dalam
Satuan keranjang ( X )
Jumlah hari
Penjualan
Fek.Relatif (Fr)
P( X=x )
10
15
0.15
11
20
0.20
12
40
0.40
13
25
0.25
Jumlah
100
1.00


III. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan kasus diatas
Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat dilakukan bilamana dimiliki suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif. Contoh kasus masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep teori peluang dan ekspektasi digunakan untuk mengambii keputusan. Dan perhitungan dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan jumlah persediaan perharinya 12 keranjang.
Saran
Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam organisasi, yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan masa mendatang, misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam masa resesi,  untuk dapat menaikkan tingkatan pendapatan masyarakat, lain sebagainya.


Nama : Dewi Listianingsih
Kelas : 3ea11
Npm : 15209885
Mk : prilaku Konsumen ( softskill )
Dosen :Seno Sudarmono Hadi

Source :
M. Iqbal Ansam, Teori Pengambilan Keputusan
Darnius, Open, 2004  Pemakaian Peluang Dalam Membuat Keputusan,Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../matematika-darnius3.pdf. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen